Menghadapi anak usia 3 tahun tentu bertambah lagi tantangan memahami perkembangannya memasuki fase balita (3-5 tahun). Masa batita (0-2 tahun) yang sudah dilalui anak, menjadi gambaran dasar untuk proses observasi yang dilakukan orangtua selanjutnya.
Saya saat ini sedang membersamai
anak usia 3 tahun. Apa saja yang terjadi dengan si 3 tahun?
1.
Anak Menjadi Lebih Mandiri
Dari pengalaman saya, awal usia 3
tahun ditandai dengan keinginan anak untuk lebih mandiri. Semua kebutuhan
harian, Ia sudah mampu memilihnya sendiri. Terkadang terjadi konflik kecil jika
si 3 tahun tidak kita percaya bahwa Ia bisa melakukannya sendiri. Tantangan
terbesarnya, saya harus merelakan ‘bayi saya’ tumbuh dan berkembang dengan
penuh rasa percaya pada anak bahwa Ia mampu menghadapi tantangan
perkembangannya.
2.
Semakin Aktif Bergerak
Menjadikan anak yang tumbuh dan
berkembang dengan bahagia adalah tujuan saya membesarkannya. Suatu anugerah
dapat melihat tumbuh-kembang anak menjadi individu kecil yang memiliki keunikan.
Hal yang paling saya syukuri dari fase perkembangan anak usia 3 tahun adalah Ia
tahu kebutuhan dasarnya selain tidur dan makan, yaitu melatih otot-otot
besarnya untuk bergerak lebih banyak dari sebelumnya. Anak saya lebih rajin
olahraga daripada maminya.
3.
Anak Menjadi Lebih Keras Kepala
Saya sering menyebut anak keras
kepala dengan sebutan anak yang memiliki keinginan kuat untuk mencapai apa pun
yang ingin Ia peroleh. Apa pun keinginannya, Ia semakin pintar mencari cara
yang dapat meluluhkan hati kedua orangtuanya. Sisi keras kepala dapat menjadi
efek positif dan juga efek negatif. Sisi positifnya, anak lebih berani dan
percaya diri mengutarakan keinginan serta kebutuhannya. Sedangkan sisi
negatifnya, orangtua seperti sering diaduk-aduk emosinya oleh si 3 tahun. Perlu
sekali upaya pengelolaan emosi dari sisi orangtua, sebab di fase usia 3 tahun,
anak sedang rajin sekali meniru cara orangtuanya menunjukkan emosi.
4.
Orangtua Tetap Menjadi Pusat Dunia Bagi Anak Usia
3 Tahun
Meskipun anak sudah semakin tumbuh
besar dan berkembang menjadi lebih mandiri, harus diingat bahwa peran orangtua
masih dibutuhkan anak. Biasanya peran orangtua di fase ini lebih banyak latihan
percaya pada anak. Penting sekali melatih untuk melepaskan anak. Hikmah dari
tantangan ini, orangtua bisa mulai melatih mental untuk siap melepaskan anak. Sejak
usia 3 tahun lah anak bisa dilatih untuk melepaskan ketergantungan akan
kehadiran fisik orangtuanya, kelak akan berguna saat anak memasuki fase perkembangan
anak usia sekolah. Dari latihan melepaskan, anak akan belajar tentang perpisahan
sementara dengan waktu yang telah disepakati. Perlahan, anak mulai percaya
bahwa dari perpisahan sementara dengan orangtua, ia belajar bahwa orangtuanya
akan selalu kembali.
Baru 4 hal yang saya alami ketika
membersamai balita usia 3 tahun 1 bulan. Memasuki tahun keempat bersama anak,
saya masih akan terus belajar memahaminya. Tidak ada harapan khusus, sebab saya
menyadari tidak ada orangtua yang sempurna. Belajar lebih banyak dari
pola tumbuh-kembang anak sendiri tentu lebih bijak.

Be First to Post Comment !
Posting Komentar